WAILUDI LAMUSI

TUKANG OJEK YANG NAIK DERAJAT

Wailudi Lamusi adalah tamatan SMEA & dia adalah salah seorang penerima reward Mercy C230 Sport tahun 2006 di Jakarta. la telah membuktikan bisa mengubah taraf hidupnya dari seorang pengojek menjadi seorang leader. Wailudi pernah bergaji Rp.700.000-800.000 di sebuah pabrik, kini pendapatannya mencapai belasan juta rupiah tiap bulannya.

WAILUDI join di Tianshi pada bulan Maret 2003 saat ia tidak memiliki pekerjaan. Untuk memenuhi nafkah keluarganya, Wailudi harus mengojek setiap hari. la mengenal Tianshi tanpa sengaja. Waktu itu, Wailudi sedang bertandang ke rumah teman, Lukman Hakim yang kini menjadi upline-nya.

Saat itu, Lukman sedang berbincang-bincang tentang marketing plan Tianshi dengan Gembong Pudjianto (peraih reward BMW di Malaysia 2005, RED). Di situlah Wailudi tahu bisnis Tianshi. Tidak sulit bagi Wailudi memahami marketing plan, karena ia pernah menggeluti MLM.

"Bisnis ini memang lumayan. Mensponsori satu orang saja, bisa langsung mendapat Rp485.000. Kalau saya ngojek, dalam satu bulan belum tentu bisa mengumpulkan uang sebanyak itu. Bisa jadi, saya harus ngojek setiap hari, baru mendapatkan uang itu," katanya.

Wailudi pun berpikir," Nggak mungkinlah dalam waktu 30 hari saya tidak bisa merekrut satu orang bintang tiga". Keyakinan ini muncul dalam hatinya, Apalagi setelah mengikuti Sukses Seminar yang waktu itu menghadirkan Louis Tendean sebagai pembicara. Di seminar tersebut Wailudi bisa melihat orang-orang sukses dengan berbagai latar belakang.

Hanya saja waktu itu, Wailudi nggak punya uang sebagai modal untuk langsung bergabung bintang 3. "Dari mana saya dapat uang sebanyak itu? Kondisi saya sedang susah ketika itu. Saya sudah pinjam ke sana ke mari, tapi nggak dapat juga," kisahnya.

Wailudi terpaksa menjual sepeda motornya dengan harga sekitar Rp6.400.000. "Rp 2 juta buat join bintang 3, lebihnya buat uang operasional. Saya targetkan waktu tiga bulan harus sudah bintang lima. Kalau nggak, artinya uang yang saya miliki sudah tidak ada lagi," kata Wailudi.
Ternyata, target tersebut tak bisa dipenuhi, inilah masa-masa sulit bagi Wailudi dan keluarganya. "Saya harus menggadaikan televisi. Baru pada bulan keempat, saya berhasil menjadi bintang lima," kata Wailudi

Wailudi mengawali membangun jaringan dari orang-orang di lingkungannya. la menawarkan bisnis Tianshi kepada teman-temannya, terutama mereka yang pernah berkecimpung di MLM. Dari sekian yang ditawari, seperti biasa ada yang tertarik dan banyak juga yang mengejek.
Bahkan, begitu ada pesawat di udara, teman-teman langsung meledek saya: Tuh... pesawatnya Pak Wailudi ! Ini yang sempat membuat saya sakit hati," tuturnya. Toh bagi dia, ejekan semacam ini justru menjadi pijakan untuk memompa semangat.

"Suatu ketika, saya akan buktikan pada mereka. Mereka bersikap seperti itu kan karena tidak tahu. Mereka tidak pernah datang ke pertemuan OPP (Open Plan Presentation), sementara saya lihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa semua ini benar. Banyak orang berhasil di bisnis ini," katanya.

Dalam perjalanan waktu, Wailudi merasa, untuk meraih Bronze Lion (BL) ternyata tidaklah sulit. "Cukup memiliki dua orang saja yang sama visinya dengan kita. Dan di bisnis ini, semua orang bisa menjadi Bronze Lion. Setiap orang asalkan mereka tidak berhenti, karena minimal memiliki dua kaki," jelasnya. Menutup wawancara dengan Wailudi dia mengatakan, “Siapapun Anda, apapun latar belakang ekonomi & pendidikan Anda, asalkan Anda punya Impian yg kuat mau berusaha menjalankan bisnis ini, Andapun pasti bisa. Sudah saatnya Anda tinggalkan segala kesusahan hidup Anda untuk hidup BEBAS Finansial & Waktu!”...
-----------------------------------------
Wailudi Lamusi, Bekasi
LahirBelitung, 20 Februari 1971
Istri : Nurcik
Anak : Wimma Saskia
Pendidikan : Tamatan SMEA