MADE IWAN DP

Hanya Satu Kata, Buktikan!





Made Iwan Dharma Putra adalah satu dari banyak orang yang hanya ingin hidupnya diisi dengan kesenangan. la pun menolak meneruskan kuliah hanya karena ingin hidup senang-senang. Tamat SMA, ia bekerja sebagai Disc Jockey (DJ) di beberapa klub malam di Denpasar Bali.



SEJAK remaja, Iwan DP ingin hidup senang-senang. Satu profesi yang dianggapkan bisa mewujudkan impiannya itu adalah Disc Jockey (Dj). la menekuni profesi itu sekitar sembilan tahun. "Saya memang senang hura-hura dan DJ itu kan kelihatannya keren. Saya juga ketemu istri ketika sedang kerja sebagai DJ," kata Iwan.



Tahun 1996 Iwan menikahi gadis Jakarta Eliana Megawati, setahun kemudian memiliki anak. Tetapi Iwan bersama istrinya masih tinggal di tempat orangtuanya. Walaupun sudah punya penghasilan dari profesinya sebagai DJ, tetapi secara ekonomi Iwan masih sangat tergantung kepada orangtuanya. Iwan mengungkapkan penghasilannya sebagai DJ tidak mencukupi. Beberapa tahun setelah menikah, Iwan mulai merasakan kehidupan sebagai DJ tidak sehat bagi keluarganya. Karena harus bekerja malam hari mulai jam 11 sampai jam 9 pagi karena harus bekerja di dua klub malam di Kuta. Selain itu, profesi itu juga mendekatkan dirinya ke dunia narkoba.



Ketika menjadi DJ, yang dipikirkan hanyalah senang-senang saja. "Saya tidak memiliki impian mau jadi apa nantinya, hanya mengalir saja. Hari ini dinikmati, besok urusan nanti. Tinggal sama orangtua, jadi kalau kurang-kurang duit, dicukupi sama orangtua," kata Iwan. Ia mengaku, bahwa selama bekerja sebagai DJ tidak ada harta yang bisa dikumpulkan. "Kami tidak punya apa-apa. Mobil dipinjami sama kakak. Sampai akhirnya, istri mengatakan: ..."mau dibawa kemana saya dan anak-anak. Kamu ini nggak punya apa-apa, sendok aja nggak punya!"... Saya baru tersadar, saya tidak mau main-main lagi, saya harus kerja kata Iwan. Melihat kondisi seperti itu, istrinya ingin kembali sekolah agar mendapatkan keterampilan dan bisa membantu ekonomi ketuarga. Artinya, mereka harus hidup terpisah. Iwan di Bali dan Eliana kembali ke Jakarta untuk sekolah, sementara anak mereka baru berusia tfga bulan.



Iwan pun lalu mengurangi frekuensi kerjanya sebagai DJ. Hanya saja karena merasa tidak memiliki keterampilan apa-apa, ia pun akhirnya nyambi bekerja di bengkel milik kakaknya, Heru Kuncoro dan Sri. la juga menekuni profesi jual beli mobM bekas. "Apa sajalah, yang penting bisa dapat uang," kata Iwan. Kemudian, mertua memberi modal untuk membuka usaha rumah makan, semacam kafe tenda. "Kami buka di halaman bengkel Pak Heru pada malam hari. Usaha ini sempat kami tekuni selama lima tahun. Profesi DJ betul-betul sudah saya tinggalkan. Tetapi setelah memasuki tahun ke enam kami merasa usaha Chines food ini tidak menghasilkan apa-apa," kata Iwan.



Usaha tersebut ternyata tidak menyelesaikan masalah ekonomi keluarga Iwan. Ketika itulah Iwan diajak sama Pak Heru dan Bu Sri untuk mendengarkan presentasi Pak Frengky. Iwan pun seperti menemukan peluang. la yakin bisa sukses di Tianshi dan segera pulang, karena ingin cepat memberitahu istrinya. Sampai di rumah, Eliana serta merta menolak bisnis MLM yang dianggapnya tidak memiliki masa depan. "Padahal, saya sudah yakin melalui bisnis ini bisa memiliki rumah dan mobil sendiri karena presentasinya seperti itu. Tetapi, besoknya saya tetap bergabung dengan Tianshi," kata Iwan. Iwan berpikir penolakan Eliana itu hanya sementara sambil berharap besoknya akan berubah. Tetapi, istrinya tetap tidak bergeming, bahkan Iwan dilarang berbicara mengenai Tianshi di rumah, "Saya tetap jalan, dan berkata kepadanya, tolong beri kesempatan dua tahun lagi untuk membuktikan bisnis ini bisa mengubah hidup kita," kata Iwan.



Mereka pun sepakat, tetapi Eliana nggak mau diajak bicara Tianshi. Sikap istri ini semakin menambah semangat Iwan dan secepatnya ia ingin membuktikan. "Saya pesan kepada teman-teman yang lain, kalau keluarga dekat, istri, bahkan orangtua tidak mendukung, hanya ada satu kata, BUKTIKAN SAJA," kata Iwan. Mertua juga sangat tidak setuju. Mereka mengatakan, sudah bagus dibuatkan usaha restoran, malah mengerjakan yang lain. Menurut mereka, kalau serius, restoran tersebut pasti bisa lebih ramai.



Tetapi Iwan mengaku, awalnya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sampai suatu saat ia diajak Heru dan Sri untuk menghadiri acara Seminar TIANSHI. Saat itu pembicaranya adalah Pak Louis Tendean, seorang yang sukses berperingkat Diamond. Momen itu yang mengubah paradigma dan semakin menumbuhkan motivasi. Iwan juga sempat di ajak ke rumah Pak Louis. "Saya melihat bukti dan merasakan naik mobil Pak Louis. Beliau mengatakan, "Saya ingat muka kamu, maka kamu harus dapat seperti saya" katanya di atas mobil BMW. Mulai saat itu, momentum saya pertahankan dan tidak pernah surut lagi," kata Iwan.



Iwan mengungkapkan bahwa awal-awal mengembangkan jaringan, bonusnya habis untuk biaya operasional ke luar kota. "Jadi nggak ada sisa untuk keluarga. Ekonomi keluarga sementara itu di topang dari penghasilan istri yang sudah bekerja dan masih menggunakan fasilitas rumah ibu," kata Iwan. Ketika Iwan bintang 7, bonusnya sudah bisa untuk mengontrak rumah. Mulai saat itulah Iwan tidak lagi bergantung kepada orangtua. Setelah tiga tahun, Iwan pun memboyong keluarganya pindah ke rumah sendiri. "Kami juga sudah bisa membiayai sekolah anak-anak dari bonus Tianshi!" kata Iwan.



Iwan membeli rumah di daerah turis, Kuta. Iwan juga sudah bisa membeli mobil Ford Escape. Jadi, sekarang penghasilan dari Tianshi sudah bisa untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya. "Istri memang masih bekerja disain grafis, tetapi bekerja sesuka hati saja. Jadi, kerja sebagai hobi saja," kata Iwan. Sikap Eliana pun mulai berubah dan mereka sudah punya impian bersama. Eliana sudah semakin yakin, bahwa apa yang dijanjikan Tianshi akan terjadi. "Jadi, selama menjalankan Tianshi, yang paling berat adalah tidak ada dukungan dari istri. Kalau Cuma ditolak oleh teman akrab pun bukan masalah besar," kata Iwan.



Impian Rumah di atas tanah 2000 M2.

Sekarang semua keluarga mendukung saya menjalankan bisnis Tianshi. Mertua juga kini yakin dan senang sekali melihat perubahakan kami. Sekarang ini saya ingin memiliki rumah dengan luas tanah 20 are (2000 M2) di Kuta dan berharap bisa diwujudkan 1,5 tahun lagi. Iwan juga ingin memiliki Jeep Warner TJ yang akan diwujudkan dalam waktu dekat.



Impian kami, ingin membangun Yayasan untuk penitipan anak-anak dari orangtua yang sibuk bekerja dari golongan rendah seperti pembantu, sopir, dan Iain-Iain. }adi mereka tidak meninggalkan anaknya di kampung sehingga bisa selalu dekat dan dapat menyusui si anak. Pentipan ini gratis, mereka kita ajarkan pendidikan seperti sekolah. Kami rancang dalam lima tahun bisa terwujud. Hal ini terinspirasi dari pengalaman pribadi. Walaupun orangtua saya termasuk orang berada, tetapi saya jarang bertemu sama bapak. Sejak remaja saya memang tidak dekat dengan bapak, karena jarang bertemu ketika masa kecil. Istri saya juga mengalami hal serupa.



Motivasi Words.

Tantangan terbesar adalah dari keluarga sendiri. Kesuksesan itu 100% adalah tanggungjawab diri sendiri, bukan karena orang lain. Kita tidak bisa menyalahkan orangtua atau siapa pun jika belum berhasil. Saya pernah seperti itu, tetapi begitu saya berdamai dengan diri sendiri, baru bisa menghasilkan sesuatu.

Tempatkan hasrat pada profesi yang digeluti. Ketika ditawarkan pertama kali, saya langsung bisa melihat ini bisa mengubah hidup.



Made Iwan Darma Putra.

Lahir: Denpasar, 16 Juni 1970.
Istri : Eliana Megawati.
Anak: Crystal Padita (10), Jason Baskara (6).